SELATPANJANG– Meskipun sudah berstatus negeri, namun SMAN 1 Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kecamatan Kepulauan Meranti hanya memiliki satu guru PNS. Hal ini tentu sangat berdampak kepada mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Kepala SMAN 1 Tanjung Kedabu, Burhan mengatakan bahwa saat ini disekolahnya hanya dirinya yang berstatus PNS, selain kepala sekolah dirinya juga merangkap sebagai tenaga pengajar dan selebihnya merupakan tenaga honorer yang dibayar melalui komite dan SPP yang dibayarkan dari orang tua siswa.
“Saat ini hanya saya yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain kepala sekolah, saya juga ikut mengajar siswa,karena tidak mencukupinya guru disini sedangkan status guru disini masih tenaga honorer,” jelas Burhan, Kamis (21/1).Burhan juga mengungkapkan untuk menutupi kekurangan tenaga guru di SMA Negeri itu, pihak sekolah meminta dukungan tenaga guru SMP negeri yang berada tidak jauh dari lokasi sekolah tersebut. Dirinya berharap agar pemerintah daerah bisa memahami kondisi mereka saat ini.
“Saat ini kami memiliki 86 orang siswa. Saat ini masih merasakan kekurangan guru profesional, karena guru yang berstatus PNS cuma satu orang saja, selebihnya adalah tenaga honorer. Untuk menutupi kekurangan guru, kami terkadang terpaksa menggunakan tenaga guru SMP. Kepada dinas pendidikan kabupaten kami mengharapkan penempatan guru sesuai dengan bidangnya,” ungkap Burhan.
Selain kekurangan guru bidang study, SMA Negeri itu juga kekurangan sarana dan prasarana, seperti labor IPA dan labor bahasa serta fasilitas penunjang lainnya. “Banyak kendala yang menghambat untuk kami meningkatkan mutu pembelajaran, selain kekurangan guru bidang study guru Eksakta seperti bidang studi Matematika, Fisika dan Kimia. Kami juga kekurangan fasilitas seperti labor untuk menghadapi ujian nasional, kami hanya menganjurkan kepada siswa untuk rutin belajar dan terus mengulang pelajaran yang telahdiajarkan,Alhamdulillah ujian nasional tahun lalu siswa kami lulus 100 persen,” pungkas Burhan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Drs M Arif MN melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Suwandi mengakui bahwa dirinya mengtahui akan kekurangan guru dan hanya satu orang guru yang berstatus PNS. Namun terkait hal itu pihaknya tidak bisa berbuat banyak pasalnya banyak guru yang tidak bertahan lama jika ditugaskan di sekolah tersebut, kalaupun ada mereka akan langsung mengurus pindah.”Sekolah itu dirikan sejak Kabupaten ini berdiri, namun tidak banyak guru bidang study yang berstatus PNS mau mengabdi disana. Kalaupun ada mereka pasti sudah mengajukan pindah dengan alasan tidak ada infrastruktur yang mendukung dan melakukan ‘tembak diatas kuda’ mengurus langsung ke BKPP dan kami tidak bisa mencegah itu,” jelas Suwandi lagi.
Terkait dengan sarana dan prasarana di sekolah itu, Suwandi juga mengaku belum bisa berjanji untuk membenahi. Hal itu diakibatkan karena rasionalisasi anggaran. Untuk memaksimalkan hasil ujian nasional di sekolah tersebut Disdikbud Meranti sudah memberikan kisi-kisi soal dan materi lainnya. ”Anggaran pendidikan kita saat ini sangat kecil, makanya kita belum bisa melakukan renovasi namun kita sudah mengusulkan kepada provinsi melalui bantuan keuangan. Terkait dengan siswa yang akan menghadapi UN, kami sudah memberikan kisi-kisi kepada guru mereka untuk membahasnya,” ungkap Suwandi.(*/FR)